Medan, 12 November 2025 — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Aliansi Mahasiswa Sumatera Utara (KAMSU) menggelar aksi demonstrasi di depan Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut), Rabu siang (12/11). Mereka menuntut aparat kepolisian bertindak tegas terhadap maraknya praktik illegal logging (pembalakan liar) yang terjadi di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura).
Aksi bertajuk “Selamatkan Hutan Labura! Tangkap dan Adili Mafia Illegal Logging dan Oknum Pembekingnya!” ini merupakan bentuk protes atas kerusakan hutan yang terus terjadi di sejumlah wilayah Labura, seperti Desa Poldung, Bulu Minyak, dan Hatapang. Para mahasiswa menilai, aktivitas pembalakan liar di wilayah tersebut telah merusak ekosistem dan mengancam keberlangsungan lingkungan hidup.
“Kami berdiri di sini untuk menyuarakan penderitaan alam dan masyarakat Labuhanbatu Utara yang menjadi korban perusakan hutan oleh mafia kayu,” ujar Syahril Anwar Hasibuan, Koordinator Aksi KAMSU, dalam orasinya.
Dalam aksinya, mahasiswa menyampaikan lima tuntutan utama kepada Polda Sumut:
-
Menangkap dan mengadili pelaku utama perambahan hutan (illegal logging) di wilayah Labuhanbatu Utara tanpa pandang bulu.
-
Mengusut tuntas keterlibatan oknum pembeking, baik dari aparat pemerintah maupun penegak hukum, yang diduga melindungi aktivitas ilegal tersebut.
-
Membentuk tim gabungan investigasi antara Polda Sumut dan Dinas Kehutanan untuk menelusuri langsung praktik illegal logging di lapangan.
-
Menyita dan menghentikan seluruh kegiatan illegal logging, termasuk penyegelan alat berat dan penyitaan kayu hasil kejahatan lingkungan.
-
Menunjukkan komitmen nyata dalam pemberantasan mafia hutan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan hukum demi kelestarian alam di Sumatera Utara.
Syahril menegaskan bahwa perusakan hutan bukan hanya kejahatan terhadap alam, tetapi juga kejahatan terhadap kemanusiaan karena dampaknya mengancam kehidupan masyarakat sekitar dan meningkatkan risiko bencana alam.
“Kami menuntut penegakan hukum tanpa pandang bulu. Jika Polda Sumut tidak segera bertindak, kami akan datang kembali dengan massa yang lebih besar,” tegas Syahril disambut sorak dukungan peserta aksi.
Aksi berlangsung damai dan diakhiri dengan pembacaan doa bersama. Para mahasiswa berharap Kapolda Sumut dapat segera mengambil langkah konkret dalam menindak para pelaku dan pembeking di balik praktik pembalakan liar yang merusak lingkungan tersebut.
“Hidup rakyat! Hidup lingkungan!” teriak massa menutup aksi dengan penuh semangat.









