Scroll untuk baca artikel
#
KriminalOrganisasi

Kutukan Keras Ketua Umum DPD CMMI ke Dinkes dan Pemkab Tapteng atas Tragedi Bayi Tewas di Puskesmas Pinangsori

193
×

Kutukan Keras Ketua Umum DPD CMMI ke Dinkes dan Pemkab Tapteng atas Tragedi Bayi Tewas di Puskesmas Pinangsori

Sebarkan artikel ini
Kutukan Keras Ketua Umum DPD CMMI ke Dinkes dan Pemkab Tapteng atas Tragedi Bayi Tewas di Puskesmas Pinangsori

Tapanuli Tengah – Tragedi memilukan di Puskesmas Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), masih menyisakan duka mendalam dan kemarahan publik. Seorang bayi meninggal dengan kondisi mengenaskan, kepala terpisah dari tubuhnya saat proses persalinan pada Senin (18/8/2025).

Kasus ini viral setelah keluarga pasien melaporkan dugaan malapraktik oleh bidan yang menangani persalinan, bahkan melaporkannya ke pihak kepolisian. Video prosesi pemulangan jenazah bayi yang diunggah akun Facebook *Uwiie Poetrisagita* semakin menyulut emosi masyarakat.

Di tengah sorotan publik, *Ketua Umum DPD Cendekia Muda Muslim Indonesia (CMMI), Anggiat Marito*, melontarkan kutukan keras terhadap Dinas Kesehatan Tapteng dan Pemerintah Kabupaten Tapteng.

“Ini tragedi kemanusiaan yang tidak bisa ditolerir. Bagaimana mungkin di fasilitas kesehatan milik pemerintah terjadi peristiwa sekejam ini? Kepala bayi terpisah dari tubuh saat persalinan adalah bukti nyata kegagalan sistem pelayanan kesehatan di Tapteng,” tegas Anggiat dalam pernyataannya, Rabu (20/8/2025).

Ia menilai pernyataan Dinas Kesehatan yang menyebut tenaga medis sudah bekerja sesuai prosedur hanyalah upaya defensif yang mengabaikan rasa sakit keluarga korban.

“Kami kutuk keras sikap Pemkab Tapteng yang terkesan cuci tangan dengan berlindung di balik istilah medis dan medikolegal. Tidak ada prosedur yang bisa membenarkan bayi lahir dengan kondisi mengenaskan seperti itu,” lanjutnya.

CMMI mendesak agar Bupati Tapanuli Tengah segera mengambil langkah tegas, mulai dari mencopot jajaran terkait hingga mengawal proses hukum yang sedang berjalan di Polres Tapteng.

Anggiat juga mengingatkan, kasus ini bukan sekadar persoalan malapraktik tenaga kesehatan, melainkan potret buruk manajemen layanan kesehatan daerah.

“Jika Pemkab dan Dinkes Tapteng gagal bertanggung jawab, kami akan menggerakkan aksi besar-besaran. Jangan sampai ada korban lagi di tangan pelayanan kesehatan yang lalai dan tidak profesional,” tutup Anggiat.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Tapteng sebelumnya menyatakan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban, seraya menegaskan bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Pinangsori sudah bekerja sesuai SOP dengan prioritas penyelamatan ibu. Namun, publik menilai pernyataan itu tidak cukup menjawab rasa keadilan.

Kasus ini kini dalam penanganan Polres Tapanuli Tengah dengan nomor laporan *STPL/B/421/VIII/2025/SPKT/RES TAPTENG/POLDASU*, dan masih terus menjadi sorotan luas di masyarakat.

READ  JARA Minta APH Ungkap Motif Dugaan Intimidasi Perlihatkan Pistol Di Pidie Ngaku Kiriman Mabes