Medan-wartaindonesia.org-
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Pemilihan Sumatera Utara KH. Muhammad Nuh hadiri halal bi halal dengan relawannya yang tergabung dalam komunitas Bukit Barisan Institut pada Ahad di Empek-Empek Betigo, Komplek Pertokoan J. City Medan Johor. ((06/04/2025)
Dalam kegiatan tersebut, KH Muhammad Nuh menyampaikan rasa syukur karena para relawan sudah selesai menunaikan kewajiabn berpusa selama bulan Ramadhan 1446 H.
“Oleh karena itu dalam suasana Hari Raya Idul Fitri ini saya mengucapkan selamat merayakan hari kemenangan 1 Syawal 1446 H, Mohon maaf lahir dan Bathin,” katanya dalam sambutan.
Sebelumnya Anggota Dewan Pembina Bukit Barisan Institut Drs. Harun Al Rasyid menyampaikan kerisauannya melihat kondisi generasi muda Indonesia khususnya di Sumatera Utara yang cenderung mulai meninggalkan etika dan norma-norma, etika moral pada akhirnya sangat berdampak pada perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai yang selama ini ditanamkan para funding father bangsa Indonesia.
“Kita miris melihat perilaku generasi muda kita yang sebahagian terlibat kegiatan terlarang seperti begal, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas dan tindak kriminal lainnya. Ini tentusaja sangat mencemaskan dan merisaukan kita, karena para generasi muda kita saat ini pada momentum Indonesia Emas pada sekitar 20-30 tahun mendatang akan menjadi pemimpin bangsa. Apalagi pada dekade ini bangsa Indonesia akan mengalami Bonus Demografi, di mana pada tahun sekitar 2045-2055 Indonesia akan mengalami surplus sumber daya manusia.
Jika surplus Sumber Daya Manusia ini tidak kita antisipasi dengan menyiapkan SDM berkualitas maka Bonus Demografi itu akan menjadi beban negara kita,” katanya.
Oleh karena itu, jelas Harun, pemerintah harus punya program yang jelas dalam rangka menyiapkan SDM yang berkualitas dan unggul sehingga mereka mampu berperan menggantikan para pemimpin kita nantinya. Untuk itu pemerintah harus mempunyai program yang jelas, terencana dengan matang serta terukur sasarannya bagaimana kita mempersiakan skill yang kemampuan personal mereka.
Salah satu caranya menurut Harun adalah menyusun Sistem Pendidikan Nasional yang smart dan jelas sasarannya, tidak bongkar pasang tapi harus berkesinambungan. Selain itu pemerintah harus kembali menggiatkan pelatihan-pelatihan kepemimpinan, workshop dan training-training pengkaderan sebagaimana yang dilakukan para pemuda kita pada dekade tahun 1908 saat maraknya oraganisasi kepemudaan, atau pada dekade 1928 saat para pemuda kita mencetuskan Sumpah Pemuda atau pada dekade 1945 saat para funding father kita seperi Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir, H. Agus Salim, Mohammad Yamin, dan lain-lain memberanikan diri memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
“Kita berharap melalui KH. Muhammad Nuh dapat menyampaikan kerisauan kita ini dan mencarikan solusinya di forum-forum rapat dan sidang DPD RI.
Sebagai wakil kita di DPD RI kita meminta Pak Muhammad Nuh tidak bosan-bosannya mengangkat issue ini dalam rapat-rapat dan sidang-sidang DPD RI. Semoga apa yang menjadi kerisauan kita ini dicarikan solusinya di parlemen sehingga menjadi program resmi pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Menangggapi hal itu Muhammad Nuh berjanji akan berkoordinasi dengan sesama anggota DPD RI lainnya yang berasal dari daerah pemilihan Sumatera Utara. “Jika ada yang yang bisa saya eksekusi sesuai bidang tugas komite saya, akan langsung saya eksekusi. Selain itu akan saya koordinasikan dengan tiga anggota DPD RI lainnya yang bersala dari daerah pemilihan Sumatera Utara. Tapi pada dasarnya semua masalah kebangsaan ini dapat ditindak lanjuti dengan membicarakannya dengan eksekutif.
Beberapa masalah lain muncul dalam diskusi yang disampaikan para relawan diantaranya masalah Pendidikan terutama kesenjangan perlakuan pemerintah untuk lembaga Pendidikan Negeri dan Lembaga Pendidikan Swasta, masalah status tanah eks HGU dan status tanah wakaf masjid, masalah ketergantungan masyarakat terhadap gadget yang dinilai berdampak negative bagi kehidupan generasi muda dan lain-lain.
Hadir dalam kegiatan ini para pengurus BBI diantaranya Hartono Miftah, Muhmmad Arif, Budi Sardi, Haris AR, Nursafniati dan Adek Kasman Piliang. Hadirnya juga para tokoh relawan lainnya. Sementara Muhammad nuh didampingi anggota Tim khusus media Abdul Aziz membersamai pertemuan ini (*)