Scroll untuk baca artikel
#
Hortikultura

Pemberdayaan Kelompok Tani Dalam Manajemen Limbah untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Wortel

232
×

Pemberdayaan Kelompok Tani Dalam Manajemen Limbah untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Wortel

Sebarkan artikel ini
Pemberdayaan Kelompok Tani Dalam Manajemen Limbah untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Wortel

Warta Indonesia Hilirisasi merupakan salah satu agenda penting pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah produk. Dalam kebijakan pemerintah saat ini program hilirisasi tidak hanya terkhusus untuk produk bahan tambang saja tetapi mencakup berbagai sektor termasuk sektor pertanian. Saat ini secara umum produk pertanian khususnya produk hortikultura masih dipasarkan dalam bentuk segar serta limbah yang dihasilkan berupa daun dan produk yang tidak masuk kriterial jual masih belum termanfaatkan dan hanya terbuang atau tertinggal di lahan.

Produk yang belum termanfaatkan ini menjadi peluang untuk meningkatkan nilai tambah yang bermanfaat bagi petani, karena pada dasarnya pada saat proses budidaya petani tetap melakukan investasi kepada produk yang menjadi limbah tersebut. Salah satu produk hortikultura yang masif dibudidayakaan saat ini di Kabupaten Karo adalah wortel. Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2024 produksi wortel nasional mencapai 681 ribu ton dan Kabupaten Karo menjadi salah satu produsen terbesar dengan produksi mencapai 142 ribu ton (BPS 2022). Dengan demikian Kabupaten Karo berkontribusi sekitar 21% terhadap produksi wortel nasional.

Potensi ini seiring dengan produksi limbah wortel yang dihasilkan, diperkirakan lebih dari 5-10% limbah yang dihasilkan pada setiap priode panen wortel. Limbah ini terdiri dari daun, wortel yang bercabang, wortel busuk atau pecah, dan wortel yang tidak masuk dalam kriteria jual karena ukurannya yang kecil atau terlalu besar. Limbah ini biasanya belum termanfaatkan secara maksimal dimana hanya sebagain kecil yang digunakan untuk pakan ternak dan selebihnya terbuang dan tertinggal di lahan.

Dengan penerapan manajemen limbah, limbah wortel tersebut dapat dikonversi menjadi produk yang lebih bermanfaat dan menghasilkan nilai tambah bagi petani. Limbah wortel sendiri sebenarnya kaya akan kandungan bahan organik yang jika dikonversi dapat menghasilkan produk berupa unsur makro dan unsur mikro yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengubah limbah tersebut adalah dengan proses fermentasi dengan mengkonversi limbah tersebut menjadi pupuk organic cair (POC).

READ  Mahasiswa KKN UINSU Hidupkan Semangat Belajar, Mengaji, dan Gotong Royong di Desa Singa

Proses konversi limbah wortel menjadi POC ini dilakukan dengan memberdayakan kelompok tani yakni kelompok tani Juma Berneh Satu. Kelompok tani ini merupakan salah satu kelompok tani yang ada di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Luas garapan kelompok ini mencapai 28 hektar dan sekitar 50-60% lahan digunakan untuk budidaya wortel dan produk turunan limbah wortel belum tersedia sebelumnya. Kegiatan pemberdayaan ini di danai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam skema Pemberdayaan Kemitraan Masyrakat dengan nomor kontrak 204/C3/DT.05.00/PM-BATCH II/2025.

Pada kegiatan ini peserta dari kelompok tani didampingi dalam hal penerapan sistem pengolahan limbah (waste management) berbasis partisipatif dan teknologi tapat guna. Disamping itu kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan pendapatan petani dengan memanfaatkan limbah panen dan pascapanen menjadi produk bernilai ekonomi dalam bentuk POC. Arah kegiatan ini diharapkan meningkatkan kapasitas petani dalam hilirisasi hasil pertanian secara menyeluruh, khususnya dalam aspek manajemen usaha tani, kewirausahaan, dan pemasaran produk.

Penerapan manajemen limbah ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan aspek ekonomi, tetapi juga memperkuat kesadaran lingkungan dan praktik pertanian berkelanjutan. Dengan pendekatan ini diharapkan memiliki relevansi yang kuat dengan beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs), di antaranya: SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Kagiatan ini juga sejalan dengan Asta Cita Presiden, khususnya dalam poin Pembangunan dari desa dan perwujudan masyarakat Sejahtera melalui penguatan ekonomi lokal dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Dalam prakteknya petani didampingi mulai persiapan bahan sampai dengan POC dihasilkan dan dipasarkan. Persiapan bahan diawali dengan pengumpulan limbah wortel kemudian dilakukan proses pengecilan ukuran dengan proses pencacahan. Tujuan dari proses ini Adalah untuk memperluas permukaan bahan sehingga akan efisien dalam proses dekomposisi bahan. Selanjutnya bahan dicampurkan dengan dekomposer (EM-4), irisan gula merah, ragi, dan air kelapa. Semua bahan akan difermentasikan dengan sistem absen oksigen (anaerob) selama 30 hari, setelah itu produk POC dapat digunakan untuk menunjang pertumbuhan tanaman.

READ  Dukung Desa Cerdas dan Mandiri: KKN UINSU Gelar Pelatihan Ekonomi, Anti Bullying, dan Digitalisasi UMKM

Respon petani dalam melaksanakan kegiatan ini menunjukkan antusiasme yang tinggi. Oni Sinulingga yang merupakan salah satu peserta menyatakan pendapatnya tentang kegiatan ini dimana beliau menyampaikan pelatihan ini memberikan pengetahuan dan cakrawala berpikir yang baru tentang pemanfaatan limbah pertanian khususnya limbah wortel menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan kembali untuk proses budidaya. Testimoni penggunaan POC limbah wortel juga disampaikan oleh Risky Barus dimana pemakaian POC limbah wortel berdampak baik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman Terong Ungu yang dibudidayakannya serta mengurangi biaya pemakain pupuk sebesar 20%.

Apresiasi juga disampaikan oleh Pemerintahan Desa Lingga terkait dengan kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat ini. Serpis Ginting selaku Kepala Desa Lingga menyatakan kegiatan ini sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan petani dalam hal manajemen limbah untuk meningkatakan pendapatan petani. Beliau berharap agar kegiatan ini dapat berkesinambungan dan dapat menjangkau perserta kelompok tani yang lebih luas lagi di Desa Lingga.(Red/ASG)