Medan-Wartaindonesia.org. Sistem indra tubuh adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor indra, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam penggapaian indera.
Firman Allah ﷻ :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
Artinya : Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (QS. Al-A’raf 7: 179)
Umumnya, sistem indera yang kita kenal adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba. Walau sebenarnya masih sebagian sensor tubuh yang kenal, selebihnya karena keterbatasan ilmu manusia, sensor tubuh lainnya belum diketahui.
Firman Allah ﷻ :
اِنَّا خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ مِنْ نُّطْفَةٍ اَمْشَا جٍ ۖ نَّبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
Artinya :”Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al-Insan 76: 2)
Penginderaan, atau disebut juga sensation atau perception merupakan salah satu sarana manusia untuk dapat mengetahui informasi. Adanya warna, bunyi, rasa manis dan pahit, suhu dingin dan panas, hingga keras dan lembut suatu benda dapat diketahui melalui panca indera.
Baca juga : Laki-laki Pekerja Keras
Dalam bahasa Arab, indera manusia disebut al-hāssah, jamaknya adalah al-hawwās maka panca indera disebut al-hawwās al-khamsah. Diambil dari kata hassa-yahussu bermakna mengetahui, merasakan, juga menemukan melalui inderanya, atau juga persepsi inderawi atas benda-benda yang berelasi dengan wujud fisik.
Dalam Islam, panca indera merupakan pemberian dari Allah ﷻ, untuk itu pasti Allah mintakan pertanggungjawabnya kepada setiap manusia pada perjalanan hari akhir kelak.
Sedangkan epistemologi Barat menganggap panca indera adalah sekedar kemampuan natural manusia yang didapatnya. Mereka menganggap hanya sebatas tanggungjawab manusia terhadap hukum secara sosial maupun individual.
Firman Allah ﷻ:
قُلْ هُوَ الَّذِيْ ذَرَاَ كُمْ فِى الْاَ رْضِ وَاِ لَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
Artinya : “Katakanlah, “Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan.” (QS. Al-Mulk 67: 24)
Allah ﷻ menunjukkan kekuasaan dan kebesaran-Nya terhadap hamba dengan cara menjadikan manusia dilahirkan tanpa mengetahui suatu hal apapun.
Baca juga : Berhutang
Hardwere telah tersedia, namun softwere masih harus diinstalkan. Artinya manusia diciptakan bermula dengan kondisi fitrah yang tidak mengenali sesuatu, lalu Allah membekalinya dengan pengetahuan dan keilmuan.
Firman Allah ﷻ :
قُلْ هُوَ الَّذِيْۤ اَنْشَاَ كُمْ وَجَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَا لْاَ بْصَا رَ وَ الْاَ فْــئِدَةَ ۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ
Artinya : “Katakanlah, “Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.” (QS. Al-Mulk 67: 23)
Oleh karena itu manusia diberikan akal untuk memahami sesuatu, dengannya pula ia dapat membedakan antara yang baik dan buruk, dapat memilih antara yang bermanfaat dan yang membahayakan.
Firman Allah ﷻ :
وَا للّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَا لْاَ بْصٰرَ وَا لْاَ فْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl 16: 78)
Dalam worldview Barat, kedudukan panca indera hanya pada tataran psikologi yang empiris. Artinya, manusia sebagai hewan rasional memiliki kemampuan mengetahui berdasarkan organ fisik yang dimiliki, yakni otak (brain) dan jantung (heart).
Firman Allah ﷻ :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya (QS Al-Isra 17 : 36)
Imam al-Tabarī menyebut makna “walā taqfu…”, pada surat diatas, jangan mengatakan secara asal-asalan tanpa didasari dengan ilmu. Karena suatu ‘perkataan tanpa ilmu yang dijadikan persaksian, tergolong sebagai kesaksian palsu, bahkan juga fitnah yang keji.
Maka berhati-hatilah, manfaatkan system indra sesuai dengan aturan yang telah Allah tetapkan dalam syariat, agar kita menjadi hamba yang beruntung.
Penulis : Tauhid Ichyar
Pengurus PERSIS Sumatera Utara