Scroll untuk baca artikel
#
Religi

Semangat Belajar Diujung Senja

199
×

Semangat Belajar Diujung Senja

Sebarkan artikel ini
Ulama Google Image

 

Wartaindonesia.org.Medan. Sesungguhnya tidak semua insan dapat menjalani masa-masa yang baik diujung senja, sebab umur setiap orang berbeda-beda, sesuai taqdirnya.

Usia senja sangat berbeda dengan masa-masa muda, usia senja identik dengan penurunan kekuatan dan fungsi-fungsi organ tubuh yang menjadi indikator kuat tentang dekatnya panggilan Ilahi.

Firman Allah ﷻ :

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا ۚ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ مِنْ قَبْلُ ۖ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Artinya : Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup) sampai tua. Di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya) (QS Al-Mukmin 40:67)

Semestinya siapa saja yang telah memasuki ujung senja, hendaknya banyak bersyukur, lebih besar komitmen terus belajar dan menjalankan tuntunan Al-Qur’an dan As-sunnah. Lihatlah beberapa Ulama besar yang berkomitmen terus belajar.

Rasulullah ﷺ bersabda :

خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمُلُهُ

Artinya : Sebaik-baik orang adalah orang yang panjang umurnya dan amalannya baik. (HR. At-Tirmidzi)

Para Ulama besar yang kita kenal masih belajar dalam usia senja, bahkan mereka tetap belajar sampai akhir hayat. Dari Na’im bin Hammad, ia berkata bahwa ada yang bertanya pada Ibnul Mubarok, “Sampai kapan engkau menuntut ilmu?” “Sampai mati insya Allah”, jawab Ibnul Mubarok.

Karya ilmiah beliau sebagai pengumpul hadis pada periode sebelum penyusunan koleksi besar pertama hadis kanonik. Naʿīm bin Ḥammād belajar dan mengajar Baṣrah, kemudian pindah ke Mesir dan tinggal di sana selama empat puluh tahun.

READ  Black hole supermasif di pusat Bimasakti

Abu ʻAmr bin al-ʻAlāʼ al-Basri Dari Ibnu Mu’adz, ia berkata bahwa ia bertanya pada Abu ‘Amr ibnu Al ‘Alaa’, “Sampai kapan waktu terbaik untuk belajar bagi seorang muslim?” “Selama hayat masih dikandung badan”, jawab beliau.

Imam Ibnu ‘Aqil berkata, “Aku tidak pernah menyia-nyiakan waktuku dalam umurku walau sampai hilang lisanku untuk berbicara atau hilang penglihatanku untuk banyak menelaah. Pikiranku masih saja terus bekerja ketika aku beristirahat. Sungguh aku mendapati diriku begitu semangat dalam belajar ketika aku berusia 80 tahun. Semangatku ketika itu lebih dahsyat daripada ketika aku berusia 30 tahun”.

Hasan bin Ziyad. Az Zarnujiy berkata, “Hasan bin Ziyad pernah masuk di suatu majelis ilmu untuk belajar ketika usianya 80 tahun. Dan selama 40 tahun ia tidak pernah tidur di kasur”.

Ibnul Jauzi. Adz Dzahabiy berkata, “Ibnul Jauzi pernah membaca Wasith di hadapan Ibnul Baqilaniy dan kala itu ia berusia 80 tahun.”

Izzuddin bin ‘Abdis Salam. Beliau adalah ulama yang sudah sangat tersohor dan memiliki lautan ilmu. Pada awalnya, Imam Al ‘Izz sangat miskin ilmu dan beliau baru sibuk belajar ketika sudah berada di usia senja.

Syaikh Yusuf bin Rozaqullah. Beliau diberi umur yang panjang hingga berada pada usia 90 tahun. Ia sudah sulit mendengar kala itu, namun panca indera yang lain masih baik. Beliau masih semangat belajar di usia senja seperti itu dan semangatnya seperti pemuda 30 tahun.

Komitmen dalam menjalan Al-Qur’an dan As-sunnah menjadi tuntutan atas setiap Muslim pada semua fase kehidupan, bahkan pada fase senja Ulama besar tersebut diatas menjadi contoh bagaimana mereka masih sangat haus dengan ilmu.

READ  BISIKAN MENYESATKAN

Rasulullah ﷺ bersabda :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “أَعْمَارُ أُمَّتـِيْ مَا بَيــْنَ سِتِّيْنَ وَسَبْعِيْنَ. وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُ ذَلِكَ

Artinya : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa sesungguhnya Rasûlullâh ﷺ bersabda: “Usia umatku antara 60 hingga 70 tahun. Dan sedikit dari mereka yang melewatinya”.  (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Mâjah)

Sesungguhnya usia yang panjang termasuk nikmat muqayyad namun bukanlah otomatis orang yang memilikinya lebih baik dari pada yang tidak memperolehnya.

Hadits di atas menunjukkan tentang keutamaan orang yang berusia panjang, bila disertai dengan amalan yang baik pula.

Ulama fikih brilian Al-Qaffal Al-Marwazi. Lelaki yang berprofesi sebagai tukang duplikat kunci sampai usia empat puluh tahun hidup dalam kegelapan.

Kegigihan dan ketekunannya menjadi pribadi yang haus ilmu. Ia belajar dari pagi sampai larut malam. Ketekunannya itulah yang mengantarkannya menjadi pribadi yang cemerlang dan disegani di bidang ilmu fikih.

Al-Qaffal adalah contoh terbaik bagaimana Allah ﷻ memberikan skenario pencerahan kepada hambanya yang sudah tua. Separuh hidupnya ada di dalam kegelapan dan kejahiliaan, sementara separuh yang lain berhasil dijalaninya dalam gemerlap cahaya yang cemerlang. Beliau  meninggal di usia delapan puluh tahun.

Semoga Allah ﷻ memberi petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita mampu memanfaatkan ujung senja dalam gemerlap cahaya Ilahi yang cemerlang. Amiiin

Penulis : Tauhid Ichyar

Pengurus PERSIS Sumatera Utara

Akademik

Medan-Wartaindonesia.org. Nasab secara etimologi bererti al qorobah (kerabat),…