Deli Serdang, 02 Oktober 2024 – Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) menggelar pelatihan pengembangan bahan ajar berbasis gender dan anak. Acara ini berlangsung di Mickie Holiday Brastagi dan dihadiri oleh Ketua LP2M UIN Sumatera Utara, Dr. Nispul Khoiri, M.Ag dan dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan praktisi pendidikan.
Dalam Sambutanya, Dr. Nispul Khoiri menambahkan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dosen dan pengajar dalam merancang kurikulum yang responsif terhadap isu-isu gender dan hak anak. “Kita perlu memastikan bahwa semua aspek pendidikan dapat diakses oleh semua kalangan tanpa terkecuali,” ujarnya.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam menciptakan bahan ajar yang responsif terhadap isu gender dan anak. Dalam sambutannya, Kepala Pusat PSGA LP2M, Fitri Hayati, MA, menjelaskan pentingnya pendidikan yang inklusif dan adil, serta bagaimana bahan ajar yang tepat dapat mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh.
Acara ini menghadirkan narasumber berpengalaman di bidang gender dan pendidikan, yang memberikan materi terkait strategi pengembangan kurikulum, metode pengajaran, dan teknik penyusunan bahan ajar yang mempertimbangkan perspektif gender. Selain itu, peserta juga dilibatkan dalam diskusi kelompok dan simulasi praktik untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap para pendidik dapat lebih peka terhadap kebutuhan dan hak anak, serta mampu menghadirkan pendidikan yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga berkeadilan,” ujar Dr. Siti Halimah, M.Pd.
Pelatihan ini dibagi menjadi beberapa sesi interaktif, yang meliputi:
- Pengantar Teori Gender dan Anak: Peserta diperkenalkan pada konsep dasar gender dan hak anak, serta dampaknya dalam pendidikan.
- Praktik Pengembangan Bahan Ajar: Peserta dibimbing untuk merancang dan menyusun bahan ajar yang responsif, dengan fokus pada metode yang dapat diterapkan di kelas.
- Studi Kasus dan Diskusi: Para peserta diajak untuk menganalisis berbagai studi kasus terkait pendidikan berbasis gender dan anak, serta mendiskusikan pengalaman mereka dalam konteks pengajaran.
- Sesi Tanya Jawab: Memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengajukan pertanyaan dan berbagi pandangan dengan narasumber.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kompetensi para pengajar, tetapi juga menjadi langkah awal untuk menciptakan budaya pendidikan yang lebih responsif dan adil di UINSU. Setelah pelatihan, diharapkan para peserta dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam pengembangan kurikulum dan bahan ajar di masing-masing fakultas.
Dengan pelaksanaan kegiatan ini, Melalui LP2M, UINSU menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung pendidikan yang lebih inklusif, serta menjadikan institusi pendidikan sebagai agen perubahan dalam masyarakat.