Wartaindonesia.org. Medan. Asteroid adalah benda berukuran lebih kecil dari planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya. Asteroid dahulu disebut planet minor atau planetoid. Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma ekor sementara asteroid tidak. Sebagian besar kelompok asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Yupiter. Daerah ini dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang mendiami daerah Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, seperti kelompok Trojan dan kelompok asteroid AAA (Triple A Asteroids-Amor, Apollo, Aten)
Pada 7 Agustus 2024 lalu asteroid berukuran 10 meter yang diberi nama PT5 2024 mulai mengorbit planet kita, bumi seperti memiliki bulan baru. Asteroid PT5 2024 itu ditemukan oleh Asteroid Terrestrial-Impact Last Alert System (ATLAS). Ditemukan oleh ATLAS South Africa , Sutherland, sehari sebelum mendekati Bumi pada jarak 568.500 km (353.200 mil). Objek tersebut mengorbit Matahari tetapi melakukan pendekatan lambat ke sistem Bumi-Bulan, kemudian menghilang tak terdeksi.
Ada jutaan asteroid, yang menurut pemikiran banyak ahli adalah sisa-sisa kehancuran planetisimal, material di dalam solar nebula matahari muda yang tidak pernah tumbuh besar untuk menjadi planet. Mayoritas asteroid yang telah diketahui mengorbit pada sabuk asteroid di antara orbit Mars dan Yupiter atau berbagi orbit dengan Yupiter. Tetapi, terdapat keluarga orbit lainnya dengan populasi signifikan, termasuk asteroid dekat-Bumi. Asteroid individual diklasifikasikan berdasarkan karakteristik spektrum emisi mereka, dengan mayoritas terbagi menjadi tiga kelompok utama: tipe-C, tipe-M, dan tipe-S. Kelompok ini diberi nama dan umumnya diidentifikasi dari komposisi karbon, logam, dan silikat. (Wikipedia).
Invetarisasi jumlah Asteroid.
Asteroid Day atau Hari Asteroid diperingati setiap tahun pada 30 Juni. Tanggal tersebut disetujui oleh PBB sebagai hari kesadaran publik tentang risiko dampak asteroid. Misi dari diadakannya asteroid day adalah mengedukasi publik tentang risiko dan peluang pemanfaatan asteroid sepanjang tahun dengan menyelenggarakan acara, menyediakan sumber daya pendidikan, dan komunikasi rutin kepada audiens global di berbagai platform.
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil dengan jumlah yang sangat banyak. Dalam Tata Surya terdapat beribu-ribu asteroid yang juga mengelilingi Matahari. Sebagian besar kelompok asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Yupiter. Asteroid pertama yang ditemukan adalah Ceres yang ditemukan pada tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi. Kala itu, asteroid disebut sebagai planetoid. Sudah sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam tatasurya kita diketemukan dan kini penemuan baru itu rata-rata sebanyak 5000 buah per bulannya, luar biasa banyaknya.
Beberapa tahun lalu, sebuah benda luar angkasa menghantam wilayah Chelyabinsk, Rusia. Ledakannya mampu membuat kerusakan pada 30 kilometer wilayah di sekitarnya. Sebanyak 7.000 gedung rusak parah, 1.500 orang terluka parah meskipun tidak ada korban jiwa. Ledakan dahsyat itu disebabkan oleh benda luar angkasa berukuran 20 kilometer.
Kemajuan teknologi saat ini mampu menginvetarisasi jumlah asteroid dan diberi penomoran dan tanda pengenal. Dari total 339.376 planet kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang cukup dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Di antara planet-planet tersebut, 13.350 memiliki nama resmi (trivia: kira-kira 650 di antara nama ini memerlukan tanda pengenal). Nomor terbawah tetapi berupa planet kecil tak bernama yaitu (3360) 1981 VA; planet kecil yang dinamai dengan nomor teratas (kecuali planet katai 136199 Eris serta 134340 Pluto), yaitu 129342 Ependes
Asteroid diperkirakan lebih banyak berasal dari sebelah dalam orbit Jupiter ketimbang dari sebelah luar (outer solar system). Maksud dari outer solar system adalah sistem tatasurya yang berada setelah orbit planet Jupiter, sedangkan inner solar system berada sebelah dalam orbit Jupiter. Sehingga planet yang terletak sebelah dalam orbit Jupiter dikatakan inner planet (planet dalam) dan yang berada sebelah luar dikatakan outer planet (planet luar).
Ancaman Terhadap Bumi
Menurut data, terhitung hingga sejak 12 April 2015, terdapat 1.572 asteroid yang berpotensi berbahaya bagi Bumi terdeteksi. Namun tak satu pun dari asteroid itu diketahui pada jalur tabrakan dengan Bumi, meskipun para astronom hampir selalu menemukan asteroid yang baru setiap saat. “Asteroid ini sangat berbahaya dan kekuatannya mungkin akan mampu menghancurkan apapun tergantung di mana ia akan meledak,” ujar Judit Györgyey-Ries, astronom di University of Texas McDonald Observatory. Di sisi lain, Asteroid ini juga memiliki manfaat sebagai sumber penelitian. Asteroid yang masuk ke Bumi akan mempermudah para ilmuwan untuk mempelajari sejarah awal Tata Surya dengan meneliti fosil asteroid tersebut karena Asteroid digolongkan sebagai fosil kosmik bahan yang relatif tidak berubah sejak Tata Surya masih sangat muda.
Asteroid seukuran rumah sebelumnya juga ditemukan pada 4 Oktober 2014 oleh observatorium Pan-STARRS, di Hawaii. Seminggu kemudian, asteroid itu mendekati Bumi dengan jarak yang sangat dekat sekira 94.800 km. Astroid 2012 TC4 merupakan obyek memanjang dan berputar sangat cepat dan telah dikenal membuat banyak pendekatan dekat dengan Bumi di masa lalu. Sekarang, para ilmuwan mencoba untuk menentukan di wilayah mana tepatnya 2012 TCP akan terbang dan memperkirakan dampak yang mungkin ditimbulkan. “Kesempatan (asteroid) untuk menghantam Bumi hanya 0,00055 persen,” tambah Judit Györgyey. Keyakinan astronom asal Amerika Serikat tersebut juga didukung oleh astronom lainnya dari badan antariksa Eropa ESA, Detlef Koschny. Menurutnya ukuran asteroid 2012 TCP yang diperkirakan sangat besar belum terbukti dan harus diteliti lagi. “Peluang asteroid 2012 TCP untuk meledak ialah satu berbanding satu juta dan ukuran asteroid biasanya akan dilihat dari kecerahannya, tapi kita tidak tahu refleksitasnya jadi ukuran asteroid itu bisa lebih kecil atau lebih besar,” ujar Detlef Koschny.(Viva.co.id)
Peristiwa yang terjadi 15 Februari 2013 silam menghantam wilayah Chelyabinsk, Rusia tersebut cukup membuat shock semua orang. Para ahli mencari alternatif agar bencana yang sama tidak terulang kembali. Yakni membangun prisai yang mampu meledakan asteroid sebelum sampai kebumi. Guna mengantisipasi ancaman yang tersebut, Amerika Serikat membuat program pemantauan bertajuk Near Earth Object (NEO), yang mendeteksi keberadaan benda luar angkasa sampai jarak 40.000 mil dari bumi. Para ahli dan warga dunia menyadari ternyata ada ancaman besar dari luar angkasa terhadap kelangsungan hidup di bumi, belum lagi ancaman internal bumi atas bahaya nuklir yang dimiliki negara-negara super power. Pada kenyataannya bukan saja ada jutaan asteroid yang beredar di sistem tata surya kita yang siap setiap saat meluncur kebumi, lebih dari itu black hole yang beredar diangkasa raya siap menelan apa saja juga menjadi ancaman, semoga Yang Maha Agung melindungi kita dari ancaman besar ini sebelum saatnya terjadi kiamat.
Penulis : Tauhid Ichyar
Pemerhati Lingkungan