Scroll untuk baca artikel
#
Religi

Berhutang

252
×

Berhutang

Sebarkan artikel ini
Image Google Hutang

Medan-Wartaindonesia.org. Hutang piutang atau qard mempunyai istilah lain yang disebut dengan “dain” (دين). Istilah  “dain”  (دين)  ini  juga  sangat  terkait  dengan  istilah  “qard”  (قرض)  yang menurut bahasa artinya memutus.

Allah ﷻ berfirman :

{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ }

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman! Apabila kalian ber-mu’aamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya.” (QS Al-Baqarah 2:282)

Sesungguhnya hutang atau al-qardh mempunyai arti memotong atau dengan kata lain memberikan harta yang dimiliki kepada orang lain untuk digunakan dengan benar dan nantinya akan dikembalikan kepada orang memberikan harta tersebut.

Hutang-piutang termasuk akad ta’awun (tolong menolong) untuk menolong orang yang membutuhkan bantuan dan juga merupakan akad tabarru’ (sosial) sebagai kepedulian untuk membantu orang-orang yang sedang dalam kesulitan.

Rasulullah ﷺ pernah berhutang. Menjelang akhir hayatnya, beliau masih memiliki hutang kepada seorang Yahudi, dan hutang beliau dibayarkan dengan baju besi yang digadaikan kepada orang tersebut.

Dari ‘Aisyah radhiallaahu’anhaa, bahwasanya ia berkata:

( أَنَّ النَّبِيَّ –صلى الله عليه وسلم– اشْتَرَى طَعَامًا مِنْ يَهُودِيٍّ إِلَى أَجَلٍ فَرَهَنَهُ دِرْعَهُ )

Artinya : “Nabi ﷺ membeli makanan dari seorang Yahudi dengan tidak tunai, kemudian beliau menggadaikan baju besinya” (HR Al-Bukhari no. 2200)

Baca juga : Keangkuhan Diri

John Gathergood dari University of Nottingham, dosen dari Fakultas Ilmu Sosial yang mempelajari kondisi ekonomi dan hubungan emosional, mengatakan utang sangat terkait dengan depresi dan kecemasan.

Dalam studi yang dilakukan Gathergood, menemukan bahwa mereka yang berjuang untuk melunasi utang bisa mengalami masalah kesehatan mental, depresi, dan kecemasan yang parah dua kali lebih besar.

Berhati-hatilah terhadap hutang, ia mengundang penyakit depresi, kecemasan dan keterhinaan. Saat ini berbagai program pinjaman yang ditawarkan oleh bank, koperasi, finance semakin mudah. Bahkan bermodalkan KTP lewat pinjol, dalam hitungan jam sudah cair.

READ  Joko Imawan Jabat Ketua PD PERSIS Kota Medan.

Meskipun hukum hutang piutang dalam Islam diperbolehkan dan bukan suatu perbuatan dosa namun sebaiknya dihindari, berhutang hanya benar-benar berada pada kondisi darurat.

Rasulullah ﷺ bersabda :

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ رَجُلاً قُتِلَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيِىَ ثُمَّ قُتِلَ مَرَّتَيْنِ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنُهُ

Artinya : “Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi.” (HR. Ahmad No. 22546)

Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah ﷺ bersabda,

يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ

Artinya : “Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.”(HR. Muslim no. 1886)

Karena itu, apabila ingin berhutang perlu berpikir ulang, “apakah harus berhutang, mampukah saya melunasi hutang ini ? apakah memang mendesak saya berhutang?”, Ingatlah hutang pada manusia tidak bisa dilunasi hanya dengan istighfar.

Apabila seseorang berhutang bersegeralah membayar, apakah dengan bank, koperasi, perorangan atau lainnya, walaupun ada perjanjian apabila meninggal dunia hutang lunas.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan;

وَكَانَ إذَا قُدّمَ إلَيْهِ مَيّتٌ يُصَلّي عَلَيْهِ سَأَلَ هَلْ عَلَيْهِ دَيْنٌ أَمْ لَا ؟ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ عَلَيْهِ دَيْنٌ صَلّى عَلَيْهِ وَإِنْ كَانَ عَلَيْهِ دَيْنٌ لَمْ يُصَلّ عَلَيْهِ وَأَذِنَ لِأَصْحَابِهِ أَنْ يُصَلّوا عَلَيْهِ فَإِنّ صَلَاتَهُ شَفَاعَةٌ وَشَفَاعَتَهُ مُوجَبَةٌ

Artinya : “Jika didatangkan kepada Nabi ﷺ seorang mayit, lalu dia hendak menshalatkan maka Beliau akan bertanya, apakah dia punya hutang ? Jika dia tidak punya hutang maka Beliau menshalatkannya, jika dia punya hutang maka Beliau tidak mau menshalatkannya, namun mengizinkan para sahabat menshalatkan mayit itu. Sesungguhnya shalat Beliau (untuk si mayit) adalah syafaat (penolong) dan syafaat Beliau adalah hal yang pasti.”

READ  Tabligh Akbar UAS: Pesantren Andalusia Dipenuhi Ribuan Jamaah dalam Suasana Penuh Berkah

Baca juga : Benua Paling Sepi Didunia

Sesungguhnya menjadi i’tibar untuk kita, berhutang memang diperbolehkan, namun menghindarinya adalah lebih baik. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk membaca doa berlindung dari sifat suka berutang:

اَللّهُمَّ إِنِّـيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْـمَسِيحِ الدَّجَّالِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْـمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْـمَمَـاتِ ، اَللّٰهُمَّ إِنِّـيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْـمَأْثَمِ وَالْـمَغْرَمِ

Artinya : “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, aku berlindung kepadamu dari fitnah al-Masih Ad-Dajjal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan utang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Setiap rezeki sudah diatur  Allah ﷻ, hanya perlu ikhtiar bagaimana kita menjemput rezeki tersebut, terutama agar mendapatkannya dengan cara yang haq. Jangan mudah tergiur dengan kemewahan sesaat, perbanyaklah berdzikir dan berdo’a kepada Allah ﷻ agar terlepas dari hutang, diberikan-Nya rezeki yang penuh keberkahan.

Penulis : Tauhid Ichyar

Pengurus PERSIS Sumatera Utara.

Akademik

Medan-Wartaindonesia.org. Nasab secara etimologi bererti al qorobah (kerabat),…